Selasa, 26 November 2019

[Oregairu] Volume 14 Prelude 1


PRELUDE I

Aku hanya perlu mengirim beberapa kata, namun, butuh waktu yang agak lama untuk melakukannya.

Saat aku berlengah-lengah di antara keramaian depan stasiun, matahari sore yang hangat mulai tenggelam di bawah cakrawala laut, dan jari-jariku yang terbuka mulai mati rasa dan dingin saat disentuh.

Aku memegang ponsel di tangan. Jika waktu yang ditampilkannya akurat, artinya baru satu jam lewat lima belas menit sejak aku meninggalkan sekolah. Mataku terpaku pada layar. Tetapi aku hanya bisa melihat pantulan diriku yang mengeluarkan helaan dangkal untuk setiap kali jam berganti.

Tak lama kemudian, lampu-lampu jalan dan lampu berbagai toko mulai bersinar dengan terang, bersamaan dengan menghilangnya sosok para siswa berseragam, digantikan oleh semakin banyaknya orang dengan setelan kantoran.

Aku menggerakkan jari-jariku yang kaku ke layar ponsel, dengan hati-hati memasukkan satu karakter diikuti karakter lainnya dalam sebuah aplikasi messenger dan dengan hati-hati memastikan tiap karakter. Setelah selesai, aku memencet pada ikon pesawat kertas dengan kekuatan yang sangat lemah yang membuatku mempertanyakan apakah aku benar-benar menekannya atau tidak, harapan agar pesan itu tidak pernah dikirim mengganggu pikiranku sementara itu.

Tetapi isi pesanku langsung ditampilkan, hanya kalimat berikut yang diketik, "Bisakah kita bertemu?" Tidak ada arti dari kalimat yang tersusun hanya dari tiga kata. Tetapi aku yakin dia masih bisa menyadari maksudku.

Aku menatap isi pesan yang perlu waktu lama untuk kukirim itu. Ketika aku merenungkan apakah satu menit atau dua menit telah berlalu, waktu yang ditampilkan tetap statis, tidak pernah berubah.

Saat itulah aku ingat pernah diajari cara menarik pesan yang telah dikirim. Jariku bergerak sendiri, tetapi pada akhirnya tidak pernah menyentuh layar. Jika aku tidak salah, penerima akan diberi tahu jika sebuah pesan ditarik. Mengingat bagaimana dia, begitu melihatnya dia pasti langsung menghubungiku. Bagaimanapun, hasilnya akan sama.

Sementara terjebak dalam pikiran, layar ponselku diperbarui dengan pesan "telah dibaca". Beberapa detik kemudian, sebuah jawaban masuk. Isi pesannya mengatakan bahwa dia akan segera datang, tanpa menanyai alasanku, keberadaanku, atau apa pun. Tanpa sadar aku tersenyum ketika aku membaca pesannya yang penuh dengan keceriaan seperti biasa. Aku kemudian mengirim pesan yang sesuai untuk menyampaikan lokasiku saat ini yang tidak terlalu jauh dari rumahnya, jarak seharusnya tidak terlalu lama untuk ditempuh.

Ketika menunggu, aku memejamkan mata, dan menajamkan pendengaranku pada banyak suara di sekitar: gemerisik dedaunan, lonceng keberangkatan kereta, deru mesin mobil, penjaja bar Izakaya, BGM yang berasal dari pusat perbelanjaan, suara orang-orang yang lewat, dan melodi permainan penyeberangan pejalan kaki. Dan di kumpulan suara itu adalah suara napasku yang bergetar sesekali. Tak lama kemudian, aku bisa mendengar langkah kakinya. Awalnya ringan dan berisik seperti tarian polka, kemudian beralih ke waltz yang tenang, dan akhirnya berhenti.

Sekarang, apa yang harus kubicarakan? Berapa banyak yang harus kubicarakan? Perlahan aku membuka mata, dan menatapnya saat dia berdiri di depanku. Dia mengenakan mantel parit tebal dengan bahu rajutan terbuka dan celana jins lecet. Penampilannya acak-acakan, tetapi kelihatan sangat cocok untuk seseorang yang energik sepertinya. Di sisi lain, syal yang longgar melilitnya sekilas menunjukkan kelembutan seorang gadis. Aku benar-benar yakin bahwa dia adalah orang yang manis dan menawan.

"Sore."

Dia tersenyum membalas salamku, dan mengangguk, rambutnya yang diikat model single bun berkibar. Sepertinya dia kemari dengan terburu-buru karena terus terengah-engah. Meskipun dia sudah meresponku, dia tidak cukup mampu untuk membentuk kalimat yang masuk akal dengan suaranya. Dia mengipasi wajahnya dengan ringan, dan kemudian melepas syalnya.

Sembari mengamatinya, membuatku jadi sadar bahwa musim ini telah berakhir.

berlanjut ke... Chapter 1: Meski begitu, kesehariaan Hikigaya Hachiman terus berlanjut.

1 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ajoqq^^cc
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami... (k)
    di ajopk.com ^_~
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus